Wonosari - Tim Pembangunan Zona Integritas (ZI) Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Wonosari melakukan studi tiru ke Balai Pemasyarakatan Kelas II Magelang, Rabu (29/6). Rombongan yang terdiri dari Kabapas Wonosari, Ketua ZI serta para Ketua Pokja diterima secara hangat oleh Kabapas Magelang Sapto Isnugroho beserta jajaran Bapas Magelang.
Bertempat di Aula Bapas Magelang, Sapto mengucapkan selamat datang kepada seluruh rombongan dari Bapas Wonosari dan menyampaikan bahwa capaian predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) memerlukan perjuangan dalam meraihnya. Proses perubahan dan peningkatan layanan publik dilakukan secara konsisten dengan dukungan seluruh pegawai, semua terlibat saling bahu membahu. Dari segi fisik bangunan, Sapto menjelaskan bahwa penataan dan peruntukan ruangan disesuaikan dengan kebutuhan layanan yang diberikan kepada publik agar mereka nyaman dan terlayani dengan baik
"Perubahan fasilitas layanan dan inovasi unggulan yang kami lakukan, dapat diterima oleh Tim Penilai Nasional. Dan yang terpenting adalah integritas pegawai untuk menjunjung tinggi integritas, bebas dari praktek KKN dalam memberikan layanan kepada masyarakat," ujar Sapto.
Kabapas Wonosari Nugroho Dwi Wahyu Ananto merespon hal-hal yang disampaikan oleh Kabapas Magelang, bahwa jajaran Bapas Wonosari saat ini berupaya mewujudkan Zona Integritas menuju WBK/WBBM. Nugroho juga mengungkapkan maksud dan tujuan dari kedatangan rombongannya untuk "ngangsu kawruh" terhadap proses, pelaksanaan, hingga Bapas Magelang mampu meraih predikat WBK.
"Kami bersama rombongan Tim ZI Bapas Wonosari ingin belajar dari Bapas Magelang, proses, pelaksanaan perubahan hingga dapat meraih WBK," tutur Nugroho.
Lebih lanjut Ketua Tim ZI Bapas Magelang Tri Riswanto menyampaikan bahwa hal mendasar yang perlu menjadi perhatian dalam mewujudkan Zona Integritas menuju WBK/WBBM yakni pemahaman akan Manajemen Risiko (MR) sebagaimana tertuang dalam Permenkumham Nomor 5 Tahun 2018. Dengan memahami risiko yang ada dalam tupoksi Bapas, maka dilanjutkan dengan mengelola risiko tersebut agar tidak menimbulkan hal-hal yang negatif yang menghambat pelaksanaan tugas kedinasan dalam memberikan pelayanan publik.
"Kita membuat pemetaan risiko, dengan memunculkan nilai/skala mulai dari risiko terbesar hingga terendah. Setelah itu, kita uraikan lebih rinci upaya penanggulangan/pemecahan permasalahan itu melalui inovasi yang dihadirkan," jelas Riswanto.
Riswanto juga menguraikan untuk menanamkan integritas dalam diri pegawai yang dilakukan oleh Bapas Magelang are alah adanya Surat pernyataan tidak adanya pungutan biaya dalam pembuatan Litmas. Selain itu digunakan CCTV untuk memantau apabila ada penyalahgunaan wewenang di Kantor Bapas Magelang.
Kepada jajaran Bapas Wonosari, Riswanto dan Tim ZI Bapas Magelang menunjukkan inovasi yang dihasilkan, meliputi Kipasgo (Klien Bapas Go Online) dan Ketan (keluar kota bisa online). Bapas Magelang memang mendorong klien yang menjalani bimbingan bisa mengakses lebih luas dunia usaha melalui aplikasi Kipasgo. Seperti diketahui bahwa di era industri 4.0 ini, internet menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Dengan teknologi informasi, produk-produk karya klien bisa merambah pangsa pasar lebih luas.
Acara kemudian dilanjutkan dengan berkeliling lingkungan kantor Bapas Magelang, melihat secara langsung perubahan yang dilakukan. Salah satu sudut yang menarik bagi PK Pertama Andang Triyanto adalah adanya fasilitas pengisian daya handphone dan minuman kopi/teh yang diberikan kepada pengguna layanan Bapas.
"Salah satu yang menarik perhatian saya, Bapas Magelang menghadirkan fasilitas pengisian daya handphone dan minuman secara gratis. Ini bisa menambah kenyamanan pengguna layanan," pungkas Andang.
(Humas Bapas Wonosari)
